PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Setelah melewati proses seleksi dan mendapatkan karyawan yang
sesuai criteria dari perusahaan, maka perusahaan akan melakukan kegiatan yang
namanya pelatihan (training). Dimana, pelatihan ini berfungsi untuk
mengembangkan/peningkatan kualitas dari si karywan tersebut.
1.
Pengertian Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang
melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan
kinerja tenaga kerja.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang
No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan, sedangkan menurut
(Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda.
Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan
berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.
Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai
ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
2.
Jenis
Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Menurut
(Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1. Pelatihan
Keahlian
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan
yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana:
kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria
penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2. Pelatihan
Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan
keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan
keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer
atau akses internet
3. Pelatihan
Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training)
melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang
lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan
Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari
sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam
sebuah tim kerja.
5. Pelatihan
Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan
pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja
diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada
penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
3.
Perbedaan
Pelatihan dengan Pengembangan
Adapun perbedaan antara pelatihan dan pengembangan menurut
(Syafaruddin:2001 :217).
a.
Pelatihan.
Tujuan: Peningkatan
kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini.
Sasaran: Peningkatan
kinerja jangka pendek.
Orientasi: Kebutuhan
jabatan sekarang.
Efek
terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
b.
Pengembangan.
Tujuan:
Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka panjang.
Orientasi:
Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
Efek
terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.
4.
Tujuan
pelatihan dan pengembangan
Tujuan diselenggarakan pelatihan dan pengembangan kerja
menurut (Simamora:2006:276) untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.
Adapun tujuan-tujuannya sebagai berikut:
1. Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja
secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama
pelatihan, kendatipun tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang
efektif, progaram pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam
meminimalkan masalah ini.
2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan
kemajuan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat
megaplikasikan teknologi baru secara efektif. Perubahan teknologi pada
gilirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa berubah dan keahlian serta
kemampuan karyawan haruslah dimuktahirkan melalui pelatihan, sehingga kemajuan
teknologi dapat diintgrasikan dalam organisasi secara sukses.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar
kompoten dalam pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai
keahlian dan kemampuan yang dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu
mencapai output dan standar mutu yang diharapkan.
4. Membantu memecahkan msalah orperasional. Para manejer
harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya:
kelangkaan sumberdaya finansial dan sumberdaya teknologis manusia (human
tecnilogical resourse), dan kelimpahan masalah keuangan, manusia dan
teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk
menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan
karir yang sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten
dengan kebijakan sumberdaya manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah
unsur kunci dalam sistem pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan
mengembangkan dan mempromosikan semberdaya manusianya melalui pelatihan,
manejer dapat menikmati karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena
alasan inilah, beberapa penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan
tujuan mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja
secara benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya
sebagian besar manejer adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan
baru dipekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda
dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas
organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua
karyawan.
5. Teknik-teknik
pelatihan dan pengembangan
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk
meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta
memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program pelatihan dan
pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230):
1.
Metode praktis (on the job training)
2. Teknik-teknik
presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)
Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap
konsep atau pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam
pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada program pelatihan dan
pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang
selalu baik: metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi
faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas biaya.
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas
4. Preferensi dan kemampuan peserta
5. Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
6. Prinsip-prinsip belajar
Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang
paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan
sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain).
Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai
berikut:
1.
Rotasi jabatan
2.
Latihan instruksi pekerjaan
3.
Magang (apprenticeships)
4.
Coaching
5.
Penugasan sementara
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan
peserta latihan menerima representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi
dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan
utama teknik presentasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai
sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan
adalah:
1.
Metode studi kasus
2.
Kuliah
3.
Studi sendiri
4.
Program computer
5.
Komperensi
6.
Presentasi
Implementasi program pelatihan dan pengembangan berfungsi
sebagai proses transformasi. Para tenaga kerja (karyawan) yang tidak terlatih
diubah menjadi karyawan-karyawan yang berkemampuan dan berkulitas dalam
bekerja, sehingga dapat diberikan tanggungjawab lebih besar.
Daftar Pustaka :
1. Tris Susanti, 2013, Pelatihan dan
pengembangan SDM dalam : http://www.hrcentro.com/artikel/Pelatihan_Dan_Pengembangan_SDM__130603.html
2.
Febrianti mega, dkk. , 2014, Makalah
pengembangan SDM, program pelaksanaan Diklat untuk meningkatkan kualitas
karyawan dalam : http://imadiklus.com/makalah-pengembangan-sdm-program-pelaksanaan-diklat-untuk-meningkatkan-kualitas-karyawan/
3. Rep, 2013, 9 hal penting dalam
pelatihan MSDM, Dalam : http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/10/28/9-hal-penting-dalam-pelatihan-sdm-604405.html
4. Budiman, 2012, PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN SDM dalam : http://adithia14.blogspot.com/2012/06/makalah-pelatihan-dan-pengembangan-sdm.html
5.
Gusman, Manajemen Sumber Daya Manusia Diklat dan pengembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar